Database adalah? Ini Pengertian, Fungsi, Struktur dan Jenisnya
Dalam dunia digital, tentunya istilah database akan pernah ditemui, terutama saat membahas tentang data. Akan tetapi, belum tentu semua pengguna internet mengetahui apa itu database. Pasalnya, sistem ini memiliki cara kerja yang kompleks.
Bila dijelaskan dengan singkat, database merupakan tempat pengumpulan data yang lebih terorganisir. Data ini akan dapat diakses dengan mudah, karena diproses menggunakan sistem yang lebih efektif.
Lalu, apa yang membedakannya dengan penyimpanan data biasa? Dan bagaimana cara kerja dari database? Untuk mendapat semua jawaban dari pertanyaan tersebut, mari simak informasi lengkap mengenai salah satu metode penyimpanan tertua ini.
Apa itu Database?
Database adalah sekumpulan data yang terorganisir, lalu disimpan dan diakses dengan sistem tertentu. Database akan membuat pengelolaan data menjadi mudah, karena semuanya terhubung.
Untuk dapat mengelola data di dalamnya, sistem yang dinamakan database management system (DBMS) akan dibutuhkan. Dengan software ini, pengguna akan dapat mengatur dan mengakses file berdasarkan teks, visual, dan lain-lain.
Konsep database pertama diciptakan oleh E. F. Codd. Ketika bekerja di IBM, beliau merancang model relational untuk manajemen database, dan basis teori dari relational database. Model ini lalu digunakan untuk mengembangkan SQL di awal 1970-an.
Kini, database digunakan untuk mengelola data dalam kuantitas yang besar, seperti website, aplikasi, dan lainnya. Database juga memiliki berbagai jenis dengan mekanismenya yang berbeda satu sama lain, sehingga dapat dipilih sesuai kebutuhan.
Struktur Database
Berikut adalah struktur atau hirarki basis data (database):
- Field (Elemen data): Ini adalah elemen terkecil dalam basis data yang tidak bisa dipecah lagi.
- Record: Ini adalah gabungan dari beberapa field yang saling berkaitan.
- File: Ini adalah gabungan dari semua record yang ada.
Komponen dalam Database
Seperti yang dibahas di atas, database merupakan cara kerja yang kompleks. Untuk dapat mengelola dan mengakses data, maka database akan membutuhkan beberapa komponen penting di dalamnya. Adapun komponen yang dimaksud yaitu:
1. Data yang Dikumpulkan
Database pada dasarnya tidak akan bergerak apabila tidak ditemukan data-data di dalamnya. Dalam database ini, seluruh data berupa teks, log, dan lain sebagainya akan dibagi menjadi beberapa struktur, seperti:
Field, yaitu sebuah kolom satuan yang menjelaskan tentang suatu hal pada data.
Record, yaitu sebuah kumpulan informasi dari beberapa field, yang akan digabung menjadi satu data yang lengkap.
Table, yaitu keseluruhan isi dari sebuah file, yang berupa beberapa record dan file.
Database, yaitu keseluruhan dari table yang berisi semua file.
2. Database Storage
Komponen ini merupakan gudang yang menyimpan seluruh data pada database. Untuk data fisik atau lokal, maka penyimpanannya berupa komputer, hardisk, dan lainnya. Sedangkan data digital, database storage dapat berupa hosting server.
Mengenai data digital, database storage memiliki informasi tiga lapis yang perlu disimpan, yaitu data, struktur, dan semantik. Tiga hal ini perlu disimpan dengan baik untuk menjaga preservasi, serta keawetan dari database tersebut.
3. Operasi Sistem
Untuk dapat mengoperasikan database, baik secara konstan maupun tidak, akan memerlukan yang namanya operasi sistem. Hal tersebut dikarenakan operasi sistem akan bertanggung jawab pada seluruh data di komputer atau server.
Umumnya, banyak yang menggunakan Linux untuk menjalankan database seperti server website-website umum. Ini dikarenakan Linux lebih aman, serta merupakan operasi sistem teringan, sehingga cocok untuk sistem ini.
4. Database Management System
Untuk dapat mengubah, mengakses, dan memperbarui file pada database, database management system akan diperlukan. Tergantung dari DBMS, fungsi yang dimilikinya berbeda-beda. E. F. Codd mengatakan bahwa DBMS harusnya memiliki fungsi:
- Penyimpanan, pembaruan, dan penerimaan data.
- Pemberian katalog yang dapat diakses oleh user.
- Pembantu proses pemulihan database, apabila jika data menjadi rusak.
- Pemberi izin untuk memperbarui data, serta mengakses data dari lokasi terpencil sekalipun.
- Penahan untuk memastikan data dalam database mengikuti aturan yang sudah ditegakkan.
- Pendukung transaksi dan multi komputasi.
Untuk dapat menjalankan DBMS, database juga memerlukan database access language. Bahasa ini digunakan untuk mengakses, menambah, memperbarui, hingga menghapus data di dalam database.
Fungsi dari Database
Setelah mengetahui seperti apa itu database, selanjutnya mari membahas fungsi database. Secara garis besar, memang database digunakan untuk mengorganisir data. Akan tetapi, ada beberapa fungsi lainnya dari mekanisme tersebut, diantaranya yaitu:
- Mempermudah proses identifikasi data. Dengan database, data yang disimpan akan dikelompokkan sesuai klasifikasinya. Jadi apabila ingin mengakses informasi tertentu, pencariannya akan lebih cepat.
- Menghindari adanya data yang terduplikasi. Database memiliki sistem yang dapat mendeteksi kedua atau lebih data yang sama. Jika terdeteksi, database akan memberikan peringatan kepada pengguna.
- Menyimpan data dengan cara yang lebih aman. Dengan penyimpanan yang berpusat di satu lokasi, pengguna hanya tinggal menambahkan proteksi berlapis pada satu tempat saja.
- Mengizinkan akses lebih dari satu pengguna secara bersamaan. Selama memiliki hak akses, semua user dapat mengakses database. Berbeda dengan penyimpanan konvensional yang perlu menghubungi pemilik dulu.
- Menghemat biaya pengeluaran. Dikarenakan semua file berada pada satu database, pengguna tidak akan memerlukan penyimpanan tambahan. Alhasil, pengeluaran dapat dialokasikan untuk hal lain.
Baca juga artikel lainnya tentang: Apa itu Proxy.
Jenis-Jenis Database
Hal terakhir yang juga tak kalah penting mengenai apa itu database, adalah jenis-jenisnya. Dalam dunia IT, terdapat banyak sekali jenis database yang dikembangkan sesuai tujuannya. Berikut beberapa dari jenis database yang sering digunakan:
1. Operational Database
Yang pertama adalah operational database, dimana datanya dikelola secara real-time. Operational database sering digunakan karena dapat mengelola database SQL maupun NoSQL, sehingga cukup fleksibel.
Dengan database jenis ini, penggunanya akan dapat mengelola data secara langsung. Karena itu, operational database digunakan perusahaan yang menyimpan data penting, misalnya seperti karyawan.
2. Relational Database
Selanjutnya yaitu relational database, dimana data berbentuk tabel yang saling berhubungan satu sama lain. Relational database memiliki empat sifat pertahanan berupa Atomicity, Consistency, Isolation, dan Durability.
Untuk menggunakan database jenis relational ini, penggunanya akan membutuhkan RDBMS. Adapun beberapa contoh dari jenis database ini yaitu Oracle Database, MariaDB, MongoDB, dan Firebird.
3. Distributed Database
Jenis database berikutnya yaitu distributed database, dimana data tersimpan di berbagai komputer yang dihubungkan oleh satu jaringan. Mekanisme ini juga dapat diakses oleh beberapa pengguna secara sekaligus.
Kelebihan dari database ini adalah, apabila terjadi suatu kesalahan dalam mengidentifikasi data, maka secara keseluruhan data akan tetap aman. Contoh dari jenis ini yaitu Apache Cassandra, Amazon SimpleDB, dan FoundationDB.
4. End-User Database
Sesuai dengan namanya, jenis database ini dipegang dan diakses oleh pengguna akhir (end-user). Dengan begitu, semua data akan dapat diakses, bahkan hingga dikembangkan oleh pemakai database tersebut.
Sebagai end-user, apapun data yang diberikan sudah dalam bentuk format yang mudah dibaca. Misalnya seperti file spreadsheet, dokumen, dan file serupa yang mudah dibuka. Berbeda dengan jenis lain yang masih berbentuk data pemrograman.
5. NoSQL Database
Jenis terakhir yang menjadi penutup kali ini yaitu NoSQL, yang disingkat dengan Not Only SQL. Dengan database yang tidak bersifat non-relational, data apa saja selain tabel juga bisa disimpan.
Fleksibilitas yang diberikan NoSQL database ini, membuatnya juga dapat diperbarui dan ditingkatkan dengan mudah. NoSQL database biasa dipakai website yang fleksibel seperti Facebook, Google, dan lain-lain.
Akhir Kata
Kesimpulannya, database merupakan tempat penyimpanan yang tidak sekedar menyimpan, namun menyortir dan mempermudah pemakainya. Sekarang, apa sudah tau tentang apa itu database yang sebenarnya? Di zaman digital yang semakin berkembang, membuat tuntutan akan pengetahuan mengenai komputasi semakin tinggi. Sebab itu, jangan sampai tidak mengetahui informasi mengenai database dengan lengkap.