Perbedaan CMYK Dan RGB Beserta Penggunaannya Dalam Desain
Dalam dunia grafis, penggunaan warna merupakan aspek yang sangat penting, termasuk palet warna CMYK hingga RGB. Belum banyak yang tahu perbedaan CMYK dan RGB, padahal peran keduanya penting. Pengaturan warna dapat membangun kesan dan ketertarikan tertentu.
Karena itulah bagi yang tertarik menekuni dunia grafis, wajib memahami perbedaan dari kedua istilah tersebut. Jenis pewarnaan ini memiliki fungsinya masing-masing, sehingga perlu pertimbangan matang sebelum menggunakannya.
Definisi CMYK dan RGB
Sebelum membahas perbedaan CMYK dan RGB, terlebih dahulu mari mengenal kedua palet warna ini. Dunia grafis mengenal dua skema warna, ada Additive dan Subtractive. Additive mencakup warna-warna yang asalnya dari cahaya. Seolah prisma yang mengubah putih menjadi warna-warni.
Kemudian ada juga tipe substractive, yaitu warna-warna yang asalnya dari pigmen. Pigmen ini dibuat dari bahan-bahan alami atau kimia, misalnya tinta dan cat. RGB termasuk additive, sedangkan CMYK substractive. Berikut definisinya:
1. CMYK
CMYK merupakan singkatan cyan, magenta, yellow, serta key (hitam). Hitam disebut sebagai key sebab tanpa warna ini, kumpulan warnanya kurang lengkap. Karena itulah hitam disebut sebagai kunci, yakni warna utama CMYK.
Warna-warna ini dapat dikombinasikan menjadi warna yang baru. CMYK menghasilkan warna yang relatif redup, sehingga kerap kali dipakai di industri percetakan, yang bersifat gambar maupun tulisan. Sebab jika dipakai untuk dunia digital, warnanya agak sulit terlihat.
2. RGB
Sering melihat warna-warna bernuansa biru dan hijau dalam dunia digital? Ini yang disebut dengan RGB, yakni warna-warna cahaya. RGB merupakan kependekan red, green, dan blue. Namanya berasal dari James Clerk Maxwell dalam lingkup fotografi di tahun 1861.
RGB banyak digunakan di lingkup media elektronik karena sifatnya yang terang layaknya cahaya. Apabila hendak menggunakan desain berwarna RGB, sebaiknya dikonversi ke CMYK terlebih dahulu agar dapat dicetak. Sebab, umumnya mesin percetakan lebih bisa mendeteksi warna-warna CMYK.
Baca juga: Apa itu Kode Referral.
Perbedaan CMYK dan RGB
Sebelumnya telah dijelaskan definisi dari masing-masing palet warna. Banyak yang keliru menganggap CMYK serta RGB merupakan warna saja. Sebenarnya, keduanya merupakan kumpulan warna. Lantas apa saja hal-hal yang menjadi pembeda dari kedua palet warna ini?
1. Penggunaan untuk Desain
Berbeda produk yang didesain, maka palet warnanya juga berbeda. Contohnya ingin menghasilkan produk desain, maka RGB lebih cocok. Palet ini ideal untuk desain yang bersifat digital misalnya postingan di media sosial, ilustrasi 2D-3D, iklan, hingga video animasi.
Sementara itu bila produk yang akan dibuat berbentuk cetak, disarankan untuk memakai CMYK. Palet warna ini ideal untuk produk yang dicetak misalnya brosur, poster, desain kaos, spanduk, hingga baliho.
2. Susunan Warna
Perbedaan CMYK dan RGB berikutnya terletak pada susunan warna. Hal ini terlihat dengan jelas, dimana RGB mengandung unsur warna dasar seperti hijau, merah, dan biru. Berbeda dari CMYK yang terdiri dari warna seperti kuning, hitam, cyan, dan magenta.
Meski keduanya sama-sama memiliki tiga warna paling utama, baik CMYK maupun RGB dapat menghasilkan warna lain dengan jumlah berbeda. RGB dapat menghasilkan warna sampai 16 juta. Sebaliknya palet CMYK mengeluarkan lebih sedikit warna, sekitar 16 ribu.
3. Pencampuran Warna
Pencampuran warna dari RGB akan menghasilkan warna yang terang, yakni putih. Lain halnya dengan CMYK, apabila seluruh warna yang dimilikinya dicampur, akan membentuk warna yang gelap yakni hitam.
Simak juga: Perbedaan Landscape dan Portrait.
Akhir Kata
Itulah penjelasan seputar definisi hingga perbedaan CMYK dan RGB yang penting untuk dipahami sejak dini. Dengan memahami tentang kedua palet ini, desainer bisa lebih peka dan jeli dalam penggunaan warna sesuai kebutuhan.