Memahami Apa itu Backup & Mengapa Sangat Penting untuk Data Kita

Banyak yang menyarankan, untuk melakukan backup data atau file yang dimiliki. Pasalnya, backup adalah hal yang dapat menjadi penyelamat, apabila data tersebut hilang atau rusak. Selain itu, backup juga memiliki jenis dan metode yang berbeda-beda.

Seperti yang diketahui, zaman digital membuat banyak orang yang menyimpan file-file penting dalam bentuk data digital. Selain lebih praktis, file tersebut dapat dikirimkan dengan mudah melalui jaringan internet.

Namun, apabila data tersebut hilang atau rusak, belum tentunya ada cara lain yang dapat dilakukan untuk mengembalikannya. Maka itu, hal tersebut dapat dicegah dengan melakukan backup sedari awal.

Apa itu Backup?

Dalam teknologi informasi, backup adalah proses menduplikasi data untuk disimpan di tempat lain. Tujuan utamanya adalah sebagai bentuk preservasi dari data-data tersebut apabila hilang.

ilustrasi backup

Istilah backup itu sendiri berasal dari back up, yang artinya mundur ke posisi awal, atau balik ke aksi sebelumnya. Hal ini sesuai oleh tujuan backup data itu sendiri, yaitu untuk mengembalikan file versi sebelumnya.

Proses backup identik dengan yang namanya restore, yaitu proses restorasi file yang sudah di-backup sebelumnya. Sebab itu, backup merupakan proses yang vital, agar restorasi data dapat dilakukan secara sempurna.

Tanpa mengenal siapa yang melakukannya, backup merupakan hal yang penting dilakukan siapapun. Dimulai dari pelajar, pegawai, hingga pemilik perusahaan besar, juga melakukan backup pada file-filenya.

Fungsi Backup

Bagi pemilik data yang ada di ranah digital, tentu sudah mengetahui betapa pentingnya backup ini. Sebab, backup memiliki dua fungsi utama yang membuatnya begitu penting. Berikut penjelasan mengenai kedua fungsi dari proses backup tersebut:

1. Melindungi Data dari Kerusakan atau Hilang

Kehilangan data penting dapat menjadi momok bagi siapapun. Misalnya seperti file skripsi, yang tentunya bukan hal mudah untuk dikerjakan bagi mahasiswa. Lantas, apa yang dapat membuat data hilang atau rusak?

  • Serangan virus. Belakangan ini, marak virus berupa ransomware yang dapat mengenkripsi data sehingga tidak bisa dipakai. Korban akan perlu membayar peretas, atau file tersebut akan rusak untuk selamanya.
  • File menjadi corrupted. Hal ini juga dapat membuat data menjadi rusak, sehingga tidak bisa digunakan/diakses. Akan sangat kecil kemungkinan file yang corrupt dapat diperbaiki.
  • Kerusakan pada perangkat. Misalnya seperti hardisk/SSD yang terkena kerusakan fisik, umur tua, dan lain-lain. Tanpa melakukan backup, file tersebut kemungkinan hilang permanen.
  • Kesalahan diri sendiri. Contohnya seperti tidak sengaja menghapusnya secara permanen, atau file yang sudah terlanjur di-overwrite. Umumnya hal ini tidak bisa dikembalikan lagi jika tidak di-backup dahulu.

Dengan melakukan backup, empat penyebab file hilang atau rusak tersebut dapat dicegah. Data atau file yang dimiliki akan dapat direstorasi kembali, sehingga dapat kembali digunakan sesuai keinginan.

2. Menyimpan Data Versi Sebelumnya, Apabila Ingin Dipakai Nanti

Fungsi backup yang kedua yaitu sebagai cara menyimpan data yang dipakai ke depannya. Misalnya saat ingin melakukan perubahan terhadap komponen data tersebut, dan tanpa disadari file tersebut menjadi rusak.

Jika sudah melakukan backup sebelumnya, pemilik file tidak perlu lagi khawatir. Tinggal balikkan kembali file versi sebelumnya dengan restore, dimana komponennya masih utuh. Sebagian orang melakukan backup beberapa versi untuk alasan ini.

Simak juga pengertian lainnya: Apa itu Server.

Jenis-Jenis Backup

Saat ini, terdapat beberapa jenis backup yang dipakai dalam berbagai kebutuhan. Jenis-jenis ini dibedakan berdasarkan bagaimana cara kerjanya. Sebab itu, adapun jenis-jenis backup adalah sebagai berikut:

  • Full backup. Backup ini akan menyimpan data atau file secara keseluruhan. Meski begitu, proses full backup dikenal memakan waktu yang lama, sehingga hanya dilakukan apabila sedang tidak genting.
  • Incremental backup. Backup ini hanya menyimpan perubahan yang diubah setelah backup terakhir. Jenis ini dapat dijadikan alternatif, karena proses restorasinya lebih cepat, dan storage yang lebih minim.
  • Differential backup. Backup ini fungsinya serupa dengan incremental backup. Hanya saja, perbedaannya yaitu hanya menyimpan setiap kali ada perubahan data backup original.

Ketiga jenis di atas merupakan jenis backup yang umum ditemui pada perusahaan maupun pemakai individual. Masih banyak lagi jenis pada backup alternatif seperti reverse-incremental backup, synthetic full backup, dan lain sebagainya. Baca juga tentang: Apa itu IoT.

Data yang Umumnya di Backup

Sejatinya, backup adalah proses penyimpanan yang dapat digunakan oleh file atau data secara keseluruhan. Lalu, apa saja data yang bisa disimpan dengan menggunakan metode backup? Berikut beberapa contohnya:

1. File Komputer

Sebagai pengguna komputer atau laptop, melakukan backup secara rutin merupakan sebuah kedisiplinan yang harus ditanamkan sejak dini. Untungnya, file-file ini dapat di-backup dengan berbagai metode.

Adapun file yang dapat disimpan secara backup, umumnya berupa data pribadi yang tidak bisa didapatkan kembali. Misalnya seperti foto, dokumen penting, catatan, bahkan file kreasi berupa editan dan render 3D.

Untuk backup file komputer, pemakai dapat melakukannya secara manual, dan ada dua jenis penyimpanan yang bisa dilakukan. Baik menggunakan disk storage eksternal, atau memanfaatkan situs penyimpanan cloud seperti Drive.

Namun untuk file penting seperti operasi sistem, cara melakukan backup hanya bisa menggunakan fitur yang sudah diberikan. Setelah itu, file tersebut dapat kembali dipulihkan apabila memang dibutuhkan kembali.

2. Data Website

Semua konten yang ditampilkan pada situs yang dikunjungi, merupakan data yang ditambahkan pada server. File-file ini juga dapat di-backup dengan menggunakan control panel yang digunakan untuk server tersebut.

Misalnya apabila menggunakan cPanel, maka data server dapat disimpan dengan fitur Backup Wizard. Pada fitur tersebut juga tersedia opsi untuk melakukan Full Backup, atau jika ingin Partial Backup saja.

3. Konfigurasi Registry

Seperti yang dikenal, komputer memiliki konfigurasi yang dapat diubah oleh pemakainya. Data konfigurasi ini akan disimpan oleh operasi sistem yang disebut sebagai registry, yang sebenarnya juga dapat di-backup.

Untuk pengguna operasi sistem Windows misalnya, telah menyediakan fitur backup dan restore semua registry yang ada. Backup data konfigurasi ini wajib dilakukan, apabila jika ada kesalahan pengaturan di lain hari.

Lihat juga: Troubleshooting adalah? Penjelasan untuk Pemula.

Metode yang Digunakan Backup

Jika dijelaskan singkat, proses backup adalah proses duplikasi file yang sudah ada, lalu menyimpannya di tempat terpisah. Akan tetapi, metode yang dilakukan backup juga bisa berbeda-beda, contohnya yaitu:

  • Cloning. Metode ini menyimpan seluruh partisi atau hardisk pada komputer, lalu dibentuk dalam bentuk disk image. Kloning umumnya ditemukan saat ingin memulihkan konten hardisk setelah install ulang operasi sistem.
  • Mirroring. Metode ini menyimpan data ke lebih dari satu server, untuk memastikan semua user dapat mengaksesnya. Seluruh user yang terhubung akan dapat mengakses data tersebut saat ingin memulihkannya.
  • Replication. Metode ini akan menyimpan data dengan cara membuat replika dari file yang diinginkan. Proses ini dilakukan dari komputer satu ke komputer lain, supaya seluruh komputer memiliki versi yang sama.

Akhir Kata

Itu dia pembahasan lengkap mengenai backup, mulai dari fungsi, jenis-jenisnya, hingga apa saja file yang di-backup. Bisa dikatakan, backup adalah proses yang memang harus dilakukan jika memiliki file digital. Namun untuk melakukannya, pemilik data harus mempertimbangkan metode backup yang sesuai. Tujuannya supaya file dapat dipulihkan dengan aman, serta dapat dipindahkan ke penyimpanan secara cepat.

Adi Wirawan
Menyukai dunia fotografi dan teknologi. Pernah belajar teknik komputer dan jaringan.

Kirim Komentar